55 NEWS – Pemerintah melalui BPI Danantara berencana melakukan perombakan besar-besaran terhadap lanskap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam lima tahun mendatang. CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa jumlah BUMN yang saat ini mencapai sekitar 1.044 entitas, akan dipangkas secara signifikan menjadi hanya 230 hingga 340 perusahaan. Langkah ini sontak memicu berbagai reaksi di kalangan pelaku ekonomi dan masyarakat.
Related Post
Berikut adalah fakta-fakta penting terkait rencana perampingan jumlah BUMN ini:
-
Target Jumlah BUMN: Rosan Roeslani menegaskan bahwa target akhir dari konsolidasi ini adalah menyusutkan jumlah BUMN menjadi antara 230 hingga 340 perusahaan saja. "Kita pun ingin membuat ini efektif, efisien dari seribu. Kita sudah review, mungkin arahnya hanya sampai 230–340 BUMN nantinya, lima tahun ke depan," ujarnya dalam forum bisnis yang diselenggarakan oleh HIPMI dan Danantara di Jakarta.
-
Alasan Efisiensi: Pemerintah berdalih bahwa langkah perampingan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan aset BUMN. Dengan jumlah BUMN yang lebih sedikit, diharapkan koordinasi dan pengambilan keputusan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.
-
Fokus pada Kualitas: Rosan menekankan bahwa tujuan utama dari kebijakan ini bukanlah sekadar mengurangi jumlah BUMN, melainkan untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah yang dihasilkan oleh BUMN. Dengan kata lain, pemerintah ingin BUMN yang tersisa menjadi lebih kompetitif dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional.
Langkah ini tentu akan membawa dampak yang signifikan bagi berbagai pihak, termasuk karyawan BUMN, investor, dan masyarakat luas. Pemerintah diharapkan dapat menjalankan proses konsolidasi ini secara transparan dan bertanggung jawab, serta memastikan bahwa kepentingan semua pihak terlindungi. Bagaimana nasib BUMN-BUMN yang akan dimerger atau dilikuidasi? Pertanyaan ini masih menjadi misteri yang menunggu jawaban dari pemerintah.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar