Terungkap! Mengapa Impian Punya Rumah Kian Sulit Digapai? Fakta Pahit Hingga 2025!

Terungkap! Mengapa Impian Punya Rumah Kian Sulit Digapai? Fakta Pahit Hingga 2025!

55 NEWS – Sektor properti di Indonesia masih menghadapi tantangan berat akibat daya beli masyarakat yang belum pulih. Kondisi ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga kuartal III-2025. Meskipun demikian, harapan tetap ada pada kebijakan fiskal pemerintah dan moneter Bank Indonesia untuk mendongkrak penjualan properti di sisa tahun ini.

COLLABMEDIANET

Analis dari Panin Sekuritas menyoroti adanya masalah struktural yang menghambat pertumbuhan sektor properti. Dalam riset terbarunya, terungkap bahwa pasar tenaga kerja yang kurang optimal dan rasio kemampuan konsumen dalam membeli rumah menjadi penyebab utama lesunya minat beli properti.

 Terungkap! Mengapa Impian Punya Rumah Kian Sulit Digapai? Fakta Pahit Hingga 2025!
Gambar Istimewa : img.okezone.com

Indikasi pelemahan daya beli ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang terus melambat. Pada kuartal II/2025, IHPR hanya tumbuh 0,9% secara tahunan, jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 1,76% pada kuartal II/2024.

Salah satu faktor yang memperburuk situasi adalah terbatasnya penciptaan lapangan kerja baru. Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa pada tahun 2024, hanya sekitar 824 ribu lapangan kerja yang berhasil diciptakan. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan penambahan angkatan kerja yang mencapai 3-4 juta orang per tahun. Akibatnya, persaingan di pasar kerja semakin ketat dan berdampak pada kemampuan masyarakat untuk membeli rumah.

Selain itu, terjadi perubahan struktur dalam kualitas pekerjaan. Proporsi pekerja penuh waktu di Indonesia menurun menjadi 66,19% pada Februari 2025, sementara pekerja setengah menganggur meningkat menjadi 25,81%. Perubahan ini berdampak langsung pada permintaan hunian di segmen menengah dan bawah, yang selama ini menjadi tulang punggung pasar properti domestik.

Faktor lain yang menekan minat beli rumah adalah tingginya rasio harga rumah terhadap pendapatan. Data Panin Sekuritas menunjukkan bahwa harga rata-rata rumah di Indonesia mencapai sekitar Rp17 juta per meter persegi, sementara pendapatan rata-rata masyarakat hanya sekitar Rp37 juta per tahun. Dengan demikian, rasio harga rumah terhadap pendapatan mencapai 46%.

Data dari World Population Review menunjukkan bahwa rasio housing mortgage as percent to income di Indonesia mencapai 189% pada tahun 2024. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia (60%), India (119%), dan Singapura (131%). Hal ini mengindikasikan bahwa keterjangkauan perumahan di Indonesia relatif rendah dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan pelaku industri properti untuk mencari solusi agar masyarakat Indonesia dapat memiliki hunian yang layak dan terjangkau. Informasi ini dikutip dari 55tv.co.id.

Editor: Akbar soaks

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar