Harga Nikel Terjun Bebas! Kok Bisa Industri RI Malah Makin Kaya? Ini Rahasianya!

Harga Nikel Terjun Bebas! Kok Bisa Industri RI Malah Makin Kaya? Ini Rahasianya!

55 NEWS – Di tengah gejolak harga nikel global yang terus berlanjut sejak akhir tahun lalu, industri nikel dalam negeri justru menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Penurunan harga nikel sebesar 5,20% ternyata tidak menjadi penghalang, melainkan justru membuka peluang emas bagi Indonesia untuk merebut dominasi pasar di luar China.

COLLABMEDIANET

Ruddy Tjanaka, Direktur Utama PT PAM Mineral Tbk (NICL), mengungkapkan bahwa fluktuasi harga nikel diperkirakan masih akan berlanjut hingga kuartal IV-2025. Faktor-faktor seperti kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat dan kelebihan pasokan global menjadi pemicu utama tekanan harga.

 Harga Nikel Terjun Bebas! Kok Bisa Industri RI Malah Makin Kaya? Ini Rahasianya!
Gambar Istimewa : img.okezone.com

Namun, di balik tantangan tersebut, tersembunyi potensi besar bagi Indonesia. Ketegangan geopolitik antara China dan negara-negara Barat mendorong diversifikasi rantai pasok logam kritis. Indonesia, dengan sumber daya nikel yang melimpah, dapat memanfaatkan momentum ini untuk menjadi pemain kunci di pasar global.

"Indonesia dapat memanfaatkan peluang itu sebagai pemain kunci non-China. Selain itu, kondisi oversupply juga terlihat mulai berkurang, tercermin dengan pelemahan harga acuan nikel domestik yang mulai membaik," ujar Ruddy.

PT PAM Mineral Tbk (NICL) menjadi bukti nyata ketahanan industri nikel Indonesia. Di tengah tekanan harga, perusahaan ini justru mencatatkan lonjakan laba bersih hingga 131,28%. Penjualan pada kuartal III tahun 2025 mencapai Rp1,35 triliun, meningkat 64,82% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan volume penjualan nikel sebesar 88,76% menjadi motor utama pertumbuhan ini.

Efisiensi biaya juga menjadi kunci keberhasilan NICL. Laba kotor perusahaan melonjak 104,53% menjadi Rp600,92 miliar, dengan marjin laba kotor meningkat dari 35,77% menjadi 44,39%. Laba usaha juga meroket 123,71% menjadi Rp504,88 miliar, dan laba neto periode berjalan melambung 131,28% menjadi Rp401,66 miliar.

Ruddy menambahkan bahwa penurunan harga nikel sebesar 5,20% telah diantisipasi oleh perusahaan. Langkah-langkah antisipatif yang telah disiapkan sejak awal tahun terbukti efektif menjaga kinerja operasional dan keuangan perusahaan tetap tumbuh positif. NICL berkomitmen untuk terus beradaptasi dengan situasi terkini dan mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi.

Editor: Akbar soaks

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar