55 NEWS – Presiden Prabowo Subianto memberikan angin segar terkait kelanjutan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh). Pemerintah Indonesia siap mengalokasikan dana sekitar Rp1,2 triliun per tahun untuk membayar utang kepada Tiongkok. Penegasan ini disampaikan Prabowo saat meresmikan Stasiun Tanah Abang Baru di Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2025), sekaligus menepis kekhawatiran publik terkait keberlangsungan proyek strategis tersebut.

Related Post
Prabowo menyatakan bahwa dirinya telah mempelajari secara mendalam permasalahan yang ada dan meyakinkan bahwa proyek Whoosh memiliki manfaat besar bagi masyarakat. "Tidak usah khawatir, apa itu ribut-ribut Whoosh. Saya sudah pelajari masalahnya. Tidak ada masalah, saya tanggung jawab nanti Whoosh semuanya," ujarnya dengan nada mantap.

Lebih lanjut, Prabowo menekankan pentingnya penguasaan teknologi melalui proyek ini, serta memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok. "Memang kita harus membayar Rp1,2 triliun per tahun, tapi manfaatnya besar. Yang terutama penting adalah kita menguasai teknologi, dan ingat, ini juga menjadi simbol kerja sama kita dengan Tiongkok (China)," tambahnya.
Menurut Prabowo, proyek kereta cepat seperti Whoosh merupakan bagian dari pelayanan transportasi publik yang umum diterapkan di berbagai negara. Ia menekankan bahwa dalam sektor ini, perhitungan untung rugi tidak boleh menjadi prioritas utama, melainkan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. "Jangan dihitung untung-untung, rugi-rugi tidak, hitung manfaat enggak untuk rakyat. Di seluruh dunia begitu ini namanya public service obligation (PSO)," jelasnya. Prabowo juga menyinggung subsidi pemerintah untuk kereta api, yang mencapai 60%, sebagai wujud kehadiran negara dalam melayani kebutuhan transportasi rakyat.
Sebagai informasi, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) telah menjadi proyek strategis nasional sejak 2016 dan mulai beroperasi pada Oktober 2023. Proyek ini menelan investasi sebesar USD7,27 miliar atau setara Rp118,37 triliun, termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar USD1,2 miliar. Sebagian besar pendanaan proyek, sekitar 75%, berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB). Proyek ini dikelola oleh konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), dengan komposisi kepemilikan saham 60% oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan sisanya oleh konsorsium China Railway.
Editor: Akbar soaks









Tinggalkan komentar