Rupiah Bergolak! Terungkap Fakta Mengejutkan di Balik Pelemahan Tipis, Apa yang Terjadi?

Rupiah Bergolak! Terungkap Fakta Mengejutkan di Balik Pelemahan Tipis, Apa yang Terjadi?

55 NEWS – Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menunjukkan dinamika yang menarik sepanjang pekan ini. Sempat tertekan di awal, Rupiah berhasil menguat tipis di penghujung pekan. Namun, secara keseluruhan, mata uang Garuda ini masih mencatatkan pelemahan.

COLLABMEDIANET

Pada penutupan perdagangan Jumat (7/11/2025), Rupiah berada di level Rp16.690 per dolar AS, menguat tipis 0,07% dibandingkan hari sebelumnya. Namun, jika dihitung secara mingguan, Rupiah melemah 0,35% dari posisi Rp16.631 per dolar AS pada akhir pekan sebelumnya. Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menunjukkan Rupiah ditutup pada level Rp16.704 per dolar AS, naik tipis 0,017% dari hari sebelumnya.

 Rupiah Bergolak! Terungkap Fakta Mengejutkan di Balik Pelemahan Tipis, Apa yang Terjadi?
Gambar Istimewa : img.okezone.com

Meskipun melemah, Rupiah masih lebih baik dibandingkan beberapa mata uang Asia lainnya. Won Korea mencatat pelemahan terdalam, diikuti oleh Dolar Taiwan dan Peso Filipina. Sebaliknya, Yen Jepang, Ringgit Malaysia, dan Dong Vietnam justru menguat terhadap Dolar AS.

Volatilitas indeks dolar AS (DXY) turut mempengaruhi pergerakan mata uang Asia. DXY sempat menyentuh level tertinggi dalam lima bulan terakhir sebelum akhirnya terkoreksi. Sentimen kebijakan hawkish The Federal Reserve dan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi AS menjadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan Dolar AS.

Bank Indonesia (BI) mencatat adanya aliran modal asing keluar (capital outflow) sebesar Rp4,58 triliun pada pekan pertama November 2025. Arus keluar terjadi di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Surat Berharga Negara (SBN), sementara pasar saham mencatatkan aliran modal asing masuk.

Menurut pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, penutupan pemerintahan AS menjadi salah satu faktor penguatan Rupiah. Kondisi ini menunda publikasi data ekonomi penting, sehingga pasar kekurangan panduan resmi. Ibrahim menambahkan bahwa laporan pekerjaan swasta AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja, yang meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed dapat melonggarkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan.

Dari sisi global, ekspor China turun tak terduga pada Oktober, sementara impor juga menurun. Ketegangan antara Washington dan Beijing juga turut menambah tekanan pasar, dengan adanya rencana AS untuk memblokir penjualan chip AI berskala kecil ke China dan rencana Beijing untuk melarang penggunaan chip AI buatan luar negeri di pusat data yang didanai negara. Situasi ini semakin menambah kompleksitas dinamika pasar keuangan global. Informasi ini dilansir dari 55tv.co.id.

Editor: Akbar soaks

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar