55 NEWS – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan hebat dalam beberapa hari terakhir, memicu kekhawatiran di kalangan investor. Setelah mencapai puncak 8.022 pada Kamis (28/8), IHSG merosot tajam hampir 6% hingga menyentuh angka 7.547 pada Senin (1/9/2025). Aksi demonstrasi yang terjadi turut memperkeruh sentimen pasar.

Related Post
Salah satu faktor utama yang membebani indeks adalah gelombang aksi jual yang dilakukan oleh investor asing. Data mencatat, investor asing terus melakukan penjualan sejak Rabu hingga Jumat, dengan nilai kumulatif mencapai Rp1,2 triliun pada akhir pekan lalu. Hal ini memicu pertanyaan tentang fundamental ekonomi Indonesia dan prospek pasar modal ke depan.

Menanggapi situasi ini, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, memberikan penjelasan yang mencoba meredakan kepanikan pasar. Menurutnya, pelemahan IHSG lebih disebabkan oleh faktor persepsi investor daripada perubahan fundamental yang mendasar.
"Kondisi saham itu kan ada dua hal, fundamental dan persepsi. Fundamentalnya berubah tidak? Fundamentalnya bagus dan yang terjadi (koreksi IHSG) memang persepsi investor," ujar Iman kepada wartawan di Gedung BEI. Ia menekankan bahwa indikator fundamental pasar Indonesia justru menunjukkan perkembangan yang positif.
Iman mencontohkan, masuknya beberapa emiten Indonesia ke dalam indeks MSCI merupakan bukti bahwa pasar modal Indonesia masih memiliki daya tarik yang kuat di mata investor global. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia masih terjaga.
Meskipun demikian, persepsi pasar tetap menjadi faktor penting yang dapat memengaruhi pergerakan IHSG dalam jangka pendek. Oleh karena itu, BEI terus berupaya untuk menjaga stabilitas pasar dan memberikan informasi yang akurat kepada investor agar dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.
Editor: Akbar soaks









Tinggalkan komentar