55 NEWS – Bank Indonesia (BI) dan People’s Bank of China (PBoC) semakin gencar mempererat kerja sama penggunaan mata uang lokal (Local Currency Transaction/LCT) dalam setiap transaksi perdagangan dan investasi antara kedua negara. Langkah strategis ini diyakini akan membuka pintu partisipasi yang lebih luas bagi para pelaku usaha sekaligus memperkuat jalinan kerja sama ekonomi Indonesia dan Tiongkok.
Related Post
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa inisiatif ini adalah wujud komitmen bersama untuk memperkokoh kolaborasi bilateral serta menciptakan ekosistem keuangan yang lebih terintegrasi, aman, dan inklusif. "Kami akan terus bekerja sama dengan PBoC untuk mendorong inovasi dan memperluas integrasi keuangan," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/9/2025).
Skema LCT menawarkan sejumlah keuntungan signifikan, termasuk efisiensi transaksi, biaya konversi yang lebih rendah, dan kontribusi terhadap stabilitas keuangan. Data menunjukkan bahwa nilai transaksi LCT antara Indonesia dan China pada periode Januari-Juli 2025 telah melonjak menjadi USD6,23 miliar, jauh melampaui angka USD2,17 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pencapaian ini menjadi momentum penting dalam perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan China. Gubernur PBoC, Pan Gongsheng, menekankan bahwa sebagai dua negara berkembang besar di Asia, China dan Indonesia memiliki tanggung jawab bersama dalam menghadapi berbagai tantangan dinamika global. Penggunaan QRIS juga akan diperluas dalam transaksi bilateral, semakin mempermudah dan mempercepat proses pembayaran lintas negara. Langkah ini menandai era baru dalam hubungan ekonomi kedua negara, mengurangi ketergantungan pada Dolar AS dan membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar