55 NEWS – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan fakta mengejutkan terkait komitmen negara-negara maju terhadap penurunan emisi gas rumah kaca. Bahlil menyebut, banyak negara yang kini justru enggan menjalankan komitmen yang telah disepakati bersama.

Related Post
Bahlil menyoroti Perjanjian Paris (Paris Agreement), sebuah kesepakatan internasional yang mengikat secara hukum untuk memerangi perubahan iklim. Menurutnya, beberapa negara yang justru menjadi penggagas perjanjian tersebut, kini malah meninggalkannya.

"Contoh Paris Agreement, kita menurunkan emisi, tapi beberapa negara lain yang menginisiasi keluar panggung. Jadi sekarang dunia bukan persoalan siapa yang hebat, cerdas, besar, tapi dunia membutuhkan pemimpin yang punya komitmen terhadap komitmen," tegas Bahlil dalam acara Opening Ceremony The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition 2025 di Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Lebih lanjut, Bahlil secara spesifik menunjuk Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu negara yang menginisiasi Perjanjian Paris. Namun, di bawah pemerintahan saat ini, AS dinilai mulai mengabaikan komitmen bersama untuk mengurangi emisi karbon.
"Amerika salah satu yang menginisiasi Paris, di bawah pemerintahan sekarang, kita harus fair, tapi mereka sedikit mengabaikan. Tapi Indonesia meski tidak sebesar Amerika, kita belajar konsistensi," imbuhnya. Pernyataan Bahlil ini tentu menjadi sorotan, mengingat peran penting AS dalam upaya global mengatasi perubahan iklim.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar