55 NEWS – Bank Dunia memberikan sorotan tajam terhadap struktur ekonomi Indonesia, menekankan perlunya reformasi yang lebih mendalam untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. Salah satu poin krusial yang disoroti adalah dominasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dinilai menghambat persaingan pasar dan inovasi.

Related Post
Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, mengungkapkan bahwa Indonesia selama ini berupaya keras untuk melampaui potensi pertumbuhan ekonominya. Pemerintah, dalam usahanya, mengandalkan berbagai subsidi di sektor-sektor vital seperti pangan, transportasi, dan energi. Namun, pendekatan ini dinilai belum optimal dalam menciptakan lapangan kerja yang produktif dan meningkatkan daya saing bangsa di kancah global.

"Indonesia perlu lebih ambisius dalam melakukan reformasi yang membuka keran perdagangan, meningkatkan kompetisi, serta mengurangi keistimewaan yang selama ini dinikmati oleh BUMN dan perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan negara," tegas Mattoo dalam sebuah taklimat media di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Lebih lanjut, Bank Dunia menyoroti kebijakan perdagangan Indonesia yang masih cenderung protektif. Hal ini menyebabkan Indonesia kurang optimal dalam memanfaatkan peluang yang ada di rantai nilai global, terutama di sektor manufaktur. Kondisi ini berpotensi menghambat pertumbuhan industri dan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
Pernyataan Bank Dunia ini menjadi sinyal penting bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk segera mengambil langkah-langkah strategis. Reformasi struktural yang komprehensif, termasuk pengurangan dominasi BUMN dan peningkatan keterbukaan pasar, menjadi kunci untuk membuka potensi ekonomi Indonesia yang sesungguhnya dan mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Editor: Akbar soaks









Tinggalkan komentar