Bibit Unggul Jadi Batu Sandungan Ketahanan Pangan Era Prabowo? Kadin Ungkap Fakta Mengejutkan!

Bibit Unggul Jadi Batu Sandungan Ketahanan Pangan Era Prabowo? Kadin Ungkap Fakta Mengejutkan!

55 NEWS – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyoroti kualitas bibit tanaman yang masih menjadi kendala utama dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Padahal, kualitas bibit tanaman memiliki pengaruh signifikan terhadap produktivitas komoditas pertanian.

COLLABMEDIANET

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pangan Kadin Indonesia, Mulyadi Jayabaya, menegaskan bahwa bibit unggul adalah kunci utama untuk mencapai target ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah. "Kita menargetkan tanaman pangan seluas 8 juta hektare dapat menghasilkan 5,2 ton per hektare. Namun, saat ini kita belum bisa mencapai angka tersebut karena kekurangan bibit unggul. Kita baru mencapai 2-3 ton," ungkapnya dalam acara Rakernas Kadin Bidang Perekonomian, Pangan, dan Pengembangan Ekspor di Jakarta, Jumat (7/11/2025).

 Bibit Unggul Jadi Batu Sandungan Ketahanan Pangan Era Prabowo? Kadin Ungkap Fakta Mengejutkan!
Gambar Istimewa : img.okezone.com

Mulyadi mencontohkan, komoditas beras memiliki total lahan pertanian seluas 10 juta hektare di Indonesia. Jika produktivitas sesuai target, yaitu 5 ton per hektare, maka total produksi beras seharusnya mencapai 50 juta ton. Jumlah ini seharusnya sudah surplus, namun faktanya Indonesia masih kekurangan 4 juta ton beras.

"Ini menunjukkan bahwa potensi kita belum maksimal, dan salah satu penyebabnya adalah bibit yang tidak unggul. Kami berharap pemerintah dapat memprioritaskan penyediaan bibit unggul agar hasilnya maksimal," imbuhnya.

Selain masalah bibit, Mulyadi juga menyoroti tantangan lain dalam mewujudkan ketahanan pangan, yaitu regulasi dan kemudahan berusaha. Ia menilai bahwa proses bisnis di Indonesia masih dibebani oleh terlalu banyak regulasi, yang pada akhirnya membuat pelaku usaha enggan melakukan ekspansi karena ketidakpastian politik.

"Terlalu banyak regulasi menghambat pertumbuhan ekonomi," tegasnya. Kadin berharap pemerintah dapat segera melakukan deregulasi untuk menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif dan mendorong investasi di sektor pertanian. Dengan demikian, target ketahanan pangan dapat tercapai dan Indonesia tidak lagi bergantung pada impor.

Editor: Akbar soaks

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar