55 NEWS – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan hari ini, Rabu (24/9/2025), dengan gebrakan yang menggembirakan. Pasar modal Indonesia menunjukkan vitalitasnya dengan lonjakan signifikan, mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap prospek ekonomi. Pada pembukaan sesi, IHSG langsung melesat 0,44% dan bertengger di level 8.161,28.
Related Post
Aktivitas perdagangan terus bergulir, dan satu menit setelah pembukaan, IHSG melanjutkan tren positifnya, meskipun dengan penguatan yang lebih moderat, yaitu 0,38% ke posisi 8.156. Data menunjukkan 308 saham berhasil mencatatkan kenaikan harga, sementara 119 saham mengalami penurunan, dan sisanya, 530 saham, berada dalam kondisi stagnan. Nilai transaksi di awal perdagangan mencapai Rp1,8 triliun, dengan volume perdagangan sebanyak 1,4 miliar lembar saham.
Indeks LQ45, yang berisi saham-saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan likuiditas tinggi, juga menunjukkan performa positif dengan kenaikan 0,16% ke level 811,90. Indeks JII (Jakarta Islamic Index) naik 0,13% ke 553,82, indeks MNC36 menguat 0,14% ke 331,26, dan IDX30 naik tipis 0,06% ke 425,04.
Secara sektoral, mayoritas sektor menunjukkan kinerja yang solid. Sektor energi memimpin dengan kenaikan 0,39%, diikuti oleh sektor konsumer non-siklikal yang melonjak 1,04%. Sektor konsumer siklikal juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,38%. Sektor keuangan, yang memiliki bobot signifikan dalam IHSG, naik 0,27%, sementara sektor infrastruktur menguat tipis 0,06%. Sektor properti menjadi bintang dengan kenaikan tertinggi, yaitu 1,27%.
Sektor bahan baku juga mengalami kenaikan sebesar 0,46%, diikuti oleh sektor transportasi yang naik 0,31%, dan sektor industri yang menguat 0,27%. Di sisi lain, sektor teknologi mengalami sedikit koreksi dengan penurunan 0,07%, dan sektor kesehatan melemah tipis 0,01%. Pergerakan sektoral yang beragam ini menunjukkan dinamika pasar yang kompleks dan respons investor terhadap berbagai faktor ekonomi. Analis pasar dari 55tv.co.id memperkirakan sentimen positif ini akan terus berlanjut, didorong oleh data ekonomi yang kuat dan ekspektasi kebijakan yang mendukung pertumbuhan.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar