55 NEWS – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengeluarkan peringatan penting kepada seluruh pihak terkait mengenai potensi kerawanan ketersediaan dan fluktuasi harga pangan pokok, khususnya beras, menjelang akhir tahun 2025 hingga awal 2026. Langkah ini diambil sebagai antisipasi terhadap dinamika pasar yang mungkin terjadi.

Related Post
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menekankan bahwa periode November 2025 hingga Januari 2026 secara historis menunjukkan penurunan produksi padi, sementara tingkat konsumsi cenderung lebih tinggi dari rata-rata bulanan. "Pengelolaan stok pangan menjadi krusial. Kita harus cermat memperhatikan tren produksi, karena data menunjukkan adanya disparitas antara produksi dan konsumsi pada periode tersebut," ungkap Arief.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras nasional dari Januari hingga September 2025 mencapai 28,22 juta ton. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 3,18 juta ton atau 12,70% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan tingkat konsumsi beras pada periode Januari-September 2025 yang mencapai 23,21 juta ton, maka terdapat surplus produksi-konsumsi sebesar 5,01 juta ton. Surplus ini juga mengalami peningkatan sebesar 3,13 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Namun, Bapanas tetap mengingatkan agar surplus ini tidak membuat lengah. Antisipasi terhadap penurunan produksi di akhir tahun dan peningkatan konsumsi harus tetap menjadi perhatian utama demi menjaga stabilitas pangan nasional. Pemerintah akan terus memantau perkembangan situasi dan mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan ketersediaan beras yang cukup bagi seluruh masyarakat.
Editor: Akbar soaks









Tinggalkan komentar