55 NEWS – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kesedihan mendalam atas hilangnya sebuah lukisan karyanya yang menjadi sasaran penjarahan di kediamannya pada 31 Agustus 2025 lalu. Lukisan bunga yang memiliki nilai sentimental tinggi bagi Sri Mulyani itu dibawa oleh seorang pria yang terekam kamera pengawas.

Related Post
Sri Mulyani mengungkapkan bahwa lukisan tersebut, yang dilukisnya 17 tahun silam, bukan sekadar barang berharga yang bisa dinilai dengan uang. Lebih dari itu, lukisan tersebut merupakan simbol perenungan dan kontemplasi diri yang sangat personal.

"Lukisan bunga yang saya lukis 17 tahun lalu adalah hasil dan simbol perenungan serta kontemplasi diri, sangat pribadi. Seperti rumah tempat anak-anak saya tumbuh dan bermain, sangat pribadi dan menyimpan kenangan tak ternilai harganya," tulis Sri Mulyani di akun media sosialnya, seperti dikutip 55tv.co.id.
Menurut Sri Mulyani, bagi pelaku penjarahan, lukisan tersebut mungkin hanya dianggap sebagai barang yang bisa dijual dan menghasilkan uang. Namun, bagi dirinya, lukisan itu memiliki makna yang jauh lebih dalam. Lukisan itu adalah bagian dari sejarah hidupnya, bagian dari kenangan yang tak ternilai harganya.
Kehilangan lukisan tersebut, bagi Sri Mulyani, sama halnya dengan kehilangan rasa aman, kepastian hukum, dan perikemanusiaan. "Lukisan bunga itu telah raib, lenyap seperti lenyapnya rasa aman, rasa kepastian hukum, dan rasa perikemanusiaan yang adil dan beradab di bumi Indonesia," ujarnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menghargai karya seni dan nilai-nilai kemanusiaan. Lebih dari sekadar nilai materi, sebuah karya seni seringkali menyimpan cerita dan makna yang mendalam bagi penciptanya.
Editor: Akbar soaks









Tinggalkan komentar