55 NEWS – Kabar gembira datang dari sektor pertanian Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras nasional hingga Oktober 2025 akan mencapai angka fantastis, yakni 31,04 juta ton. Angka ini melampaui capaian produksi sepanjang tahun 2024 yang tercatat sebesar 30,62 juta ton.
Related Post
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa lonjakan produksi beras ini adalah buah dari strategi optimalisasi lahan yang gencar dilakukan pemerintah. Luas areal panen padi saat ini mencapai 10,22 juta hektare, meningkat tajam sebesar 11,90% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 9,13 juta hektare.
"Kunci sukses peningkatan produksi beras yang signifikan ini adalah optimalisasi lahan. Jika sebelumnya petani hanya bisa menanam sekali setahun, kini indeks pertanaman padi bisa meningkat menjadi dua hingga tiga kali setahun," jelas Mentan Amran, Selasa (2/9/2025).
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengoptimalkan lahan, mulai dari rehabilitasi lahan tidur, perbaikan sistem irigasi yang lebih efisien, hingga penerapan teknologi pertanian modern. Pemerintah juga mendorong pemanfaatan lahan suboptimal seperti rawa dan lahan kering agar lebih produktif melalui teknik budidaya inovatif. Dengan demikian, siklus tanam dapat dipercepat dan hasil panen pun meningkat.
Selain strategi pengelolaan lahan yang efektif, faktor iklim yang lebih mendukung pada tahun ini juga turut berkontribusi pada peningkatan produktivitas petani. Panen raya yang berlangsung serentak di berbagai wilayah sentra produksi utama seperti Jawa, Sumatera, dan Sulawesi semakin memperkuat surplus produksi beras yang tercatat hingga Oktober 2025.
"Produksi beras kita terus meningkat secara signifikan dibandingkan sebelumnya. Ini adalah bukti nyata bahwa intervensi pemerintah, mulai dari penyediaan pupuk, perbaikan irigasi, hingga bantuan lainnya dari Presiden, benar-benar dirasakan manfaatnya oleh para petani," imbuh Mentan Amran. Dengan capaian ini, Indonesia semakin optimis untuk mewujudkan cita-cita menjadi lumbung pangan dunia.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar