55 NEWS – Pasar modal Indonesia terus menunjukkan vitalitasnya sebagai sumber pendanaan utama bagi korporasi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga akhir Agustus 2025, penghimpunan dana di pasar modal telah menembus angka fantastis Rp167,92 triliun. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengungkapkan bahwa angka ini melonjak signifikan dibandingkan bulan sebelumnya, dengan tambahan sekitar Rp18 triliun.

Related Post
Lonjakan dana ini didorong oleh aktivitas penawaran umum (Initial Public Offering/IPO) yang marak dilakukan oleh berbagai perusahaan. Baik melalui penerbitan saham perdana, obligasi, maupun sukuk, perusahaan-perusahaan ini memanfaatkan momentum pasar modal untuk memperkuat struktur permodalan mereka.

Sepanjang Januari hingga Agustus 2025, tercatat 16 perusahaan baru telah resmi menjadi emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO. Dari aksi korporasi ini, total dana segar yang berhasil dihimpun mencapai Rp8,49 triliun. Sementara itu, data terbaru dari BEI menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2025, sudah ada 22 perusahaan yang melantai di bursa, dengan total dana yang diraup mencapai Rp10,39 triliun.
Antusiasme perusahaan untuk memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan menunjukkan kepercayaan terhadap prospek ekonomi Indonesia. Hal ini juga menjadi indikasi positif bagi investor, baik domestik maupun asing, yang melihat potensi pertumbuhan di berbagai sektor industri. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang go public, diharapkan pasar modal Indonesia akan semakin likuid dan menarik bagi investor.
Editor: Akbar soaks









Tinggalkan komentar