55 NEWS – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, dengan tegas membantah kabar revisi target produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional. Target ambisius 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada 2030 tetap kokoh, tak tergoyahkan. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Bahlil usai kunjungan kerja ke lapangan Pertamina Hulu Mahakam dan Eni Indonesia di Senipah, Kalimantan Timur, Rabu (30/4/2025). Informasi ini didapat 55tv.co.id dari sumber terpercaya.

Related Post
Meskipun tantangannya berat, Bahlil menekankan komitmen pemerintah yang tak akan surut. "Kita diperintahkan oleh Bapak Presiden, target kita harus 900 ribu sampai 1 juta barel. Maka sebagai prajurit, sebagai pembantu Presiden, jangan menyerah sebelum bertarung," tegas Bahlil, Kamis (1/5/2025). Target tersebut, lanjut Bahlil, telah selaras dengan Master Plan Produksi Migas Nasional. Artinya, strategi dan langkah-langkah pencapaian target tersebut telah terencana dengan matang.

Lebih lanjut, Bahlil juga memberikan penjelasan terkait isu defisit gas bumi. Ia menjelaskan bahwa defisit tersebut bukan karena minimnya produksi, melainkan karena peningkatan konsumsi dalam negeri yang tak diimbangi perencanaan yang tepat. "Awalnya, defisit gas disebabkan oleh peningkatan konsumsi dalam negeri dan kurangnya perhitungan kebutuhan. Namun setelah dilakukan review, produksi gas seharusnya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan domestik," paparnya. Pernyataan ini menunjukkan adanya upaya pemerintah untuk melakukan penyesuaian strategi guna mengatasi defisit gas. Dengan demikian, implikasi impor gas untuk sementara dapat dihindari.
Ketegasan Bahlil dalam mempertahankan target produksi migas 1 juta BOPD pada 2030 menunjukkan optimisme pemerintah dalam mencapai target tersebut. Namun, tantangan yang ada tetap membutuhkan strategi dan kerja keras yang maksimal dari seluruh pemangku kepentingan di sektor migas. Apakah target ini akan tercapai? Kita tunggu saja realisasinya.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar