55 NEWS – Presiden Prabowo Subianto, dalam sambutan May Day 2025, menanggapi keluhan buruh terkait beban pajak penghasilan. Pernyataan spontan Prabowo yang mengejutkan ini memicu spekulasi mengenai rencana revisi kebijakan fiskal pemerintah. Di tengah sorak sorai massa buruh di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Prabowo menyatakan akan meninjau ulang sistem perpajakan yang dinilai memberatkan pekerja dengan gaji rendah.
Related Post
"Ya saya akan pelajari kembali masalah pajak. Pajak yang besar untuk orang yang penghasilannya besar, lu orang gajinya nggak besar, jadi ngapain dipajakin," ujar Prabowo. Pernyataan ini disambut antusiasme para buruh yang selama ini merasa terbebani dengan potongan pajak dari gaji mereka.
Namun, Prabowo tak serta merta menghapus pajak penghasilan bagi pekerja bergaji rendah. Ia menambahkan, "Tetapi, kalau pajaknya sedikit-sedikit boleh dong, boleh ya, kalau pajaknya gak terlalu besar boleh ya. Ya bayar deh dikit-dikit deh." Pernyataan ini mengindikasikan kemungkinan adanya penyesuaian tarif pajak progresif, bukan penghapusan total.
Pengamat ekonomi menilai pernyataan Prabowo ini sebagai sinyal kuat adanya rencana revisi kebijakan perpajakan. Langkah ini dapat diinterpretasikan sebagai upaya pemerintah untuk meredam gejolak sosial dan meningkatkan popularitas di kalangan pekerja. Namun, implementasi kebijakan ini tentu akan menghadapi tantangan, terutama dalam hal menjaga keseimbangan penerimaan negara dan keadilan fiskal. Pertanyaan besarnya adalah: akankah janji Prabowo ini terealisasi, atau hanya sekadar strategi politik jelang pemilu? Kita tunggu saja kelanjutannya. Pasalnya, implikasi dari kebijakan ini terhadap perekonomian nasional sangat signifikan dan perlu dikaji secara mendalam.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar