55 NEWS – PT Pertamina Patra Niaga menegaskan bahwa pemanfaatan etanol dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah praktik terbaik yang telah diakui dan diterapkan secara luas di kancah internasional. Langkah ini sejalan dengan komitmen global untuk mengurangi jejak karbon, memperbaiki mutu udara, dan mendukung transisi menuju energi yang lebih berkelanjutan.
Related Post
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, mengungkapkan bahwa penambahan etanol ke dalam base fuel (bahan bakar dasar) memiliki potensi signifikan untuk meningkatkan Research Octane Number (RON). RON sendiri merupakan indikator penting yang menunjukkan kualitas dan kemampuan bahan bakar untuk menahan ketukan (knocking) pada mesin.
Fabby menyoroti adanya potensi ketidaksesuaian dalam impor base fuel oleh SPBU swasta yang kemudian dicampur dengan etanol. Kesepakatan awal antara SPBU swasta dan Pertamina Patra Niaga adalah impor base fuel dengan RON 92 tanpa tambahan zat aditif atau pewarna.
"Jika kesepakatan pembelian adalah base fuel RON 92, seharusnya memang RON 92. Jika sudah dicampur etanol, RON pasti naik. Jangan-jangan, base fuel yang diimpor awalnya justru RON 86, lalu ditambahkan etanol 3,5 persen untuk menaikkannya menjadi RON 92," jelas Fabby saat dihubungi 55tv.co.id, Sabtu (4/10/2025).
Lebih lanjut, Fabby menduga bahwa jika Pertamina Patra Niaga mengirimkan base fuel dengan klaim RON 92 namun terdeteksi kandungan etanol 3,5 persen, maka kemungkinan besar base fuel dari kilang tersebut memiliki RON di bawah 90. Ini berarti kandungan RON-nya lebih rendah dibandingkan dengan Pertalite, yang menjadi pertanyaan besar terkait kualitas dan transparansi produk yang beredar di pasaran.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar