55 NEWS – PT Pertamina Patra Niaga tancap gas dalam upaya mengurangi emisi karbon di sektor penerbangan. Langkah strategis ini diwujudkan melalui pengembangan bahan bakar pesawat berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel/SAF) yang inovatif.

Related Post
Fokus utama adalah pengembangan bioavtur, atau SAF, yang memanfaatkan campuran minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO) sebagai alternatif pengganti avtur berbasis fosil. Inisiatif ini diharapkan dapat secara signifikan memangkas emisi karbon yang dihasilkan oleh industri penerbangan.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menegaskan komitmen perusahaan untuk menjadi pionir dalam pengembangan energi bersih bagi sektor penerbangan.
"Pertamina Sustainable Aviation Fuel Forum 2025 menjadi wadah krusial untuk memperkuat kolaborasi dan menegaskan kesiapan teknis Indonesia dalam menghadirkan bahan bakar penerbangan berkelanjutan yang kompetitif dan berstandar global," ujarnya di Jakarta, Senin (20/10/2025).
Pertamina Group telah mengimplementasikan ekosistem SAF terintegrasi, mulai dari pengumpulan, pengolahan, hingga distribusi minyak jelantah menjadi SAF. Upaya ini tidak hanya berdampak positif pada pengurangan emisi, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi sirkular bagi masyarakat dan mempercepat transisi menuju energi bersih.
Indonesia memiliki potensi besar dalam pemanfaatan limbah minyak jelantah (UCO). Pertamina berkomitmen untuk mengolahnya menjadi energi bersih bernilai tinggi.
Selama lebih dari satu dekade, Pertamina telah aktif melakukan penelitian dan pengembangan SAF, mencakup konversi bahan baku, proses penyulingan, hingga sertifikasi kualitas produk.
Produk SAF Pertamina telah memenuhi standar internasional yang menjadi acuan dalam industri penerbangan global. Hal ini membuktikan keseriusan Pertamina dalam menghadirkan solusi energi berkelanjutan yang berkualitas dan terpercaya.
Editor: Akbar soaks









Tinggalkan komentar