55 NEWS – Seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta di Indonesia secara serentak menolak tawaran impor base fuel atau Bahan Bakar Minyak (BBM) tambahan melalui PT Pertamina Patra Niaga. Penolakan ini didasari oleh kekhawatiran terkait kualitas dan spesifikasi base fuel yang dinilai tidak sesuai dengan standar yang dibutuhkan oleh SPBU swasta.
Related Post
Wakil Direktur Utama PT Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi intensif dengan sejumlah operator SPBU swasta, termasuk PT Aneka Petroindo Raya (APR), PT Vivo Energy Indonesia, PT ExxonMobil Lubricants Indonesia, PT AKR Corporindo, dan PT Shell Indonesia.
Sempat ada harapan ketika dua perusahaan, yaitu Vivo dan APR, menyatakan kesediaan untuk membeli base fuel dari Pertamina dengan volume awal 40 ribu barel pada bulan September lalu. Namun, harapan tersebut pupus setelah Vivo membatalkan kesepakatan tersebut.
"Setelah berdiskusi kembali, Vivo akhirnya membatalkan kelanjutan pembelian. Tinggal APR yang tersisa, namun pada akhirnya mereka juga tidak melanjutkan. Jadi, tidak ada satupun SPBU swasta yang membeli," jelas Achmad dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).
Sementara itu, PT Shell Indonesia dilaporkan mengalami kendala internal dalam proses pengambilan keputusan, sehingga memutuskan untuk tidak melanjutkan negosiasi dengan Pertamina dalam upaya meningkatkan stok BBM hingga akhir tahun 2025. Keputusan kompak dari SPBU swasta ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai strategi pemenuhan kebutuhan BBM nasional di masa mendatang.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar