55 NEWS – PT Gag Nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, kembali beroperasi sejak pekan lalu, memicu berbagai reaksi. Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Budi Santoso, menanggapi kembalinya operasi tambang ini dengan menekankan pentingnya pemenuhan standar kelayakan yang komprehensif.

Related Post
Budi Santoso menjelaskan bahwa setiap proyek penambangan yang beroperasi seharusnya telah melewati serangkaian evaluasi ketat, mencakup aspek teknis, keekonomian, lingkungan, dan sosial. "Cadangan PT GAG, bersama dengan perusahaan lain, akan berkontribusi pada inventarisasi cadangan nikel nasional. Ini menjadi modal penting dalam penyediaan bahan baku untuk mendukung rantai nilai hilirisasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (22/9/2025).

Lebih lanjut, Budi menyoroti bahwa pemanfaatan cadangan nikel di wilayah sensitif seperti Raja Ampat menghadirkan tantangan tersendiri. Tantangan ini mencakup aspek teknis, keekonomian, lingkungan, dan sosial yang kompleks. Namun, ia meyakini bahwa tantangan-tantangan ini seharusnya sudah diantisipasi dan diatasi melalui dokumen studi kelayakan (FS), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), izin lingkungan, serta dokumen pendukung lainnya.
"Mendapatkan dan mengelola social license to operate juga menjadi hal yang krusial. Penerapan secara ketat dan konsisten dari good mining practices selama operasi hingga pasca-operasi akan menjadi kunci keberlanjutan operasi," tegasnya. Dengan kata lain, keberhasilan operasi tambang tidak hanya bergantung pada aspek teknis dan ekonomi, tetapi juga pada kemampuan perusahaan untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat setempat dan menjaga kelestarian lingkungan.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar