55 NEWS – Ribuan pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai wilayah Jabodetabek dan sekitarnya diperkirakan akan turun ke jalan pada hari ini, Rabu (17/9/2025), untuk menyuarakan aspirasi mereka terkait sistem tarif dan potongan yang dianggap merugikan. Aksi unjuk rasa ini bertepatan dengan momentum Hari Perhubungan Nasional, menjadikannya momen strategis untuk menarik perhatian publik dan pemerintah.

Related Post
Aksi demonstrasi ini diinisiasi oleh Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia, sebuah organisasi yang cukup vokal dalam memperjuangkan hak-hak para pengemudi ojol. Garda Indonesia menuntut adanya perubahan signifikan dalam skema potongan yang diterapkan oleh aplikator, dengan target ideal potongan maksimal sebesar 10%.

Ketua Umum Garda Indonesia, Igun Wicaksono, dalam keterangannya menyatakan bahwa aksi akan dimulai di depan Kantor Kementerian Perhubungan sebagai simbol tuntutan perbaikan regulasi sektor transportasi online. Massa kemudian akan bergerak menuju Istana Presiden untuk menyampaikan langsung keluhan mereka kepada kepala negara. Aksi direncanakan akan berakhir di depan Gedung DPR RI, dengan harapan para wakil rakyat dapat menindaklanjuti aspirasi para pengemudi ojol ini.
"Kami dari Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia bersama gabungan aliansi, komunitas-komunitas ojek online, mahasiswa dari BEM UI dan aliansi-aliansi mahasiswa lainnya akan turun ke jalan," tegas Igun, seperti dilansir 55tv.co.id. Ia menambahkan bahwa aksi ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada pengemudi.
Lebih lanjut, Igun mengimbau kepada masyarakat untuk mempertimbangkan penggunaan moda transportasi alternatif selama aksi berlangsung, mengingat potensi kepadatan lalu lintas yang mungkin terjadi di sejumlah titik strategis di Jakarta. Aksi ini diperkirakan akan mempengaruhi operasional layanan ojek online di ibu kota.
Aksi unjuk rasa ini menjadi sorotan penting, mengingat sektor transportasi online telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat urban. Tuntutan para pengemudi ojol ini mencerminkan dinamika persaingan dan pembagian keuntungan antara aplikator dan mitra pengemudi, isu yang kerap menjadi perdebatan di berbagai negara dengan industri serupa. Pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah konstruktif untuk menciptakan ekosistem transportasi online yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar