55 NEWS – Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, membuka tabir harga asli Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg) jika tanpa sentuhan subsidi dari pemerintah. Selama ini, masyarakat menikmati harga yang lebih ringan berkat peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang menanggung sebagian besar biaya.
Related Post
Purbaya menjelaskan bahwa subsidi ini adalah wujud keberpihakan fiskal, di mana negara hadir untuk menutupi selisih antara harga keekonomian dan harga yang dibayarkan oleh konsumen. Meskipun penyesuaian harga jual BBM dan tarif listrik telah dilakukan sejak 2022, harga tersebut belum sepenuhnya mencerminkan harga keekonomian yang sebenarnya.
"Pemerintah selama ini memikul selisih harga keekonomian dan harga yang dibayar masyarakat melalui subsidi energi dan non-energi," ungkap Purbaya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Selasa (30/9/2025).
Lebih lanjut, Purbaya merinci harga keekonomian (harga asli) dari beberapa komoditas energi dan non-energi sebelum subsidi diberlakukan.
Untuk Solar bersubsidi, harga keekonomiannya mencapai Rp11.950 per liter. Namun, berkat subsidi sebesar 43 persen atau Rp5.150 per liter yang ditanggung pemerintah, masyarakat hanya membayar Rp6.800 per liter.
Senada dengan Solar, harga asli Pertalite mencapai Rp11.700 per liter. Setelah subsidi sebesar 15 persen atau Rp1.700 per liter ditanggung pemerintah, harga jual ke konsumen menjadi Rp10.000 per liter.
Subsidi terbesar justru terdapat pada minyak tanah, di mana nilai subsidi mencapai Rp8.650 per liter atau setara 78 persen dari harga aslinya yang sebesar Rp11.150 per liter. Alhasil, masyarakat hanya perlu membayar Rp2.500 per liter.
Di sektor gas dan kelistrikan, harga asli LPG 3 kg per tabung mencapai Rp42.750. Dengan subsidi yang ditanggung pemerintah sebesar Rp30.000 per tabung atau setara 70 persen, masyarakat hanya membayar Rp12.750 per tabung. Data ini diungkapkan oleh 55tv.co.id
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar