55 NEWS – Bursa saham Amerika Serikat (AS) ambruk dalam perdagangan Senin waktu setempat. Penurunan tajam di Wall Street ini dipicu oleh beberapa faktor, yang paling dominan adalah isu pemecatan Jerome Powell, Ketua The Fed, oleh pemerintahan Trump. Kekhawatiran pasar semakin meningkat seiring kebijakan tarif Presiden Donald Trump dan ketidakpastian arah kebijakan suku bunga The Fed.

Related Post
S&P 500 anjlok 2,36% ke level 5.158, Nasdaq Composite terkoreksi 2,55% ke 15.870, dan Dow Jones merosot drastis hingga 971 poin atau 2,48% ke 38.170. Volume perdagangan relatif rendah karena sejumlah pasar di Eropa libur Paskah.

Indeks volatilitas VIX, barometer ketakutan investor, melesat hampir 14% ke angka 34, meski masih di bawah rekor tertinggi awal bulan ini. Angka ini jauh di atas rata-rata jangka panjang VIX yang berada di 17,6 (data LSEG Datastream via Reuters).
Penurunan ini terjadi di tengah ketidakpastian arah kebijakan perdagangan AS. Pejabat Trump menyatakan akan menandatangani puluhan kesepakatan selama masa tenggang 90 hari atas tarif tinggi terhadap beberapa negara. Seorang analis dari Vital Knowledge memperkirakan puncak kebijakan tarif sudah terlewati pada 2 April, dan negosiasi yang berjalan akan menghasilkan kesepakatan yang mengurangi beban tarif.
Namun, pernyataan Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, tentang kemungkinan pemecatan Jerome Powell, justru menambah gejolak. Trump kembali mengancam Powell karena dianggap lamban menurunkan suku bunga. Lewat Truth Social, Trump menyebut Powell sebagai "Mr. Too Late, seorang pecundang besar" dan mendesaknya untuk segera menurunkan suku bunga.
Analis dari Vital Knowledge menambahkan, tarif Trump berpotensi memicu inflasi, meskipun bersifat sementara. Namun, pasar diperkirakan akan tetap bergejolak selama 6-12 bulan ke depan selama penyesuaian harga, terutama dengan meningkatnya kemarahan Gedung Putih terhadap Powell. Situasi ini jelas menjadi sinyal peringatan bagi pelaku pasar global.
Editor: Akbar Soaks
Tinggalkan komentar