55 NEWS – Presiden terpilih Prabowo Subianto membuka tabir mengenai fondasi pemikiran ekonominya yang ternyata berakar kuat dari didikan sang ayah, Prof. Soemitro Djojohadikusumo, seorang tokoh ekonomi legendaris Indonesia. Pengakuan ini disampaikan Prabowo dalam forum bergengsi Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Related Post
Prabowo menjelaskan bahwa semangat anti-kolonialisme dan anti-imperialisme telah membentuk cara pandang ekonomi keluarganya, mulai dari kakeknya, Margono Djojohadikusumo, hingga ayahnya, Soemitro. Semangat ini lahir dari masa-masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.

"Ayah saya menempuh pendidikan ekonomi di Belanda dan lulus sekitar tahun 1940-an, saat Indonesia tengah berjuang untuk merdeka," ujar Prabowo. Ia menambahkan bahwa pada masa itu, banyak pemimpin negara-negara Asia dan Afrika, termasuk para elite, cenderung menganut paham sosialis sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme.
Prabowo mengungkapkan bahwa Soemitro pada masa mudanya juga merupakan seorang sosialis dan bahkan memimpin Partai Sosialis Indonesia. Namun, pandangan ekonominya mengalami transformasi signifikan setelah ditugaskan mewakili Indonesia di PBB, New York.
Di Amerika Serikat, Soemitro berinteraksi dengan para ekonom dan pebisnis yang berpandangan kapitalis, namun tetap memiliki semangat anti-imperialis. Prabowo meyakini bahwa interaksi ini memberikan pengaruh besar pada pemikiran ekonomi ayahnya.
"Amerika Serikat saat itu berada di garis depan dalam mendorong dekolonisasi. Ayah saya mendapatkan banyak bantuan dari para pemimpin bisnis di AS," jelas Prabowo. Warisan pemikiran inilah yang kemudian menjadi salah satu landasan bagi kebijakan ekonomi yang akan dijalankan Prabowo sebagai presiden.
Editor: Akbar soaks









Tinggalkan komentar