55 NEWS – Gelombang kebijakan perdagangan kontroversial yang dilancarkan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap China kembali mencuat. Mulai dari ancaman tarif impor hingga 100% hingga pembatasan ekspor suku cadang pesawat Boeing, langkah-langkah ini memicu pertanyaan besar: Apa sebenarnya yang membuat Trump begitu berang hingga menyerang ekonomi Negeri Tirai Bambu dengan begitu agresif?

Related Post
Rupanya, akar permasalahan ini terletak pada keputusan China yang secara signifikan memperketat ekspor logam tanah jarang ke Amerika Serikat. Logam tanah jarang, yang menjadi komponen krusial dalam industri manufaktur teknologi, didominasi pasokannya oleh China. Langkah ini, menurut Trump, merupakan pukulan telak bagi kepentingan AS.

"Langkah-langkah Tiongkok itu mengejutkan, dan meskipun tidak secara spesifik menargetkan Washington, saya pikir itu sangat, sangat buruk," tegas Trump.
Tak hanya tarif, Trump juga memanfaatkan posisi Boeing, raksasa dirgantara AS, sebagai alat negosiasi. Di tengah ketegangan dengan Beijing, Trump bahkan sempat memerintahkan penghentian sementara pengiriman jet Boeing baru ke China pada April 2025.
"Kami punya banyak hal, termasuk yang terpenting adalah pesawat terbang. Mereka (Tiongkok) punya banyak pesawat Boeing, dan mereka butuh suku cadang, dan banyak hal semacam itu," ujar Trump, mengisyaratkan bahwa AS memiliki leverage dalam perundingan dagang.
Kebijakan-kebijakan ini jelas mengindikasikan bahwa Trump tidak main-main dalam upayanya untuk merombak lanskap perdagangan global dan menekan China. Dampak jangka panjang dari perang dagang ini masih belum bisa dipastikan, namun satu hal yang jelas: hubungan ekonomi antara kedua negara adidaya ini berada di titik nadir.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar