55 NEWS – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kabar gembira: neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada September 2025, mencapai USD4,34 miliar. Angka ini bukan sekadar deretan digit, melainkan tonggak sejarah yang menandai 65 bulan berturut-turut Indonesia menikmati surplus neraca perdagangan sejak Mei 2020.

Related Post
Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, mengungkapkan bahwa surplus kali ini didorong kuat oleh sektor nonmigas, yang mencatatkan surplus sebesar USD5,99 miliar. Kontributor utama surplus nonmigas adalah lemak dan minyak hewani/nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja. Sektor-sektor ini menunjukkan kinerja ekspor yang solid, membuktikan daya saing produk Indonesia di pasar global.

Namun, di balik gemilangnya sektor nonmigas, sektor migas masih mencatatkan defisit sebesar USD1,64 miliar, terutama disebabkan oleh impor hasil minyak dan minyak mentah. Hal ini menjadi catatan penting untuk terus meningkatkan efisiensi dan produksi migas dalam negeri.
Secara kumulatif, dari Januari hingga September 2025, neraca perdagangan barang Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD33,48 miliar. Surplus ini didominasi oleh sektor nonmigas sebesar USD47,20 miliar, sementara sektor migas masih mengalami defisit sebesar USD13,71 miliar.
Surplus neraca perdagangan ini memberikan dampak positif bagi stabilitas ekonomi makro Indonesia, memperkuat cadangan devisa, dan mendukung nilai tukar rupiah. Pemerintah diharapkan terus mendorong diversifikasi ekspor, meningkatkan nilai tambah produk, dan mengatasi defisit di sektor migas untuk menjaga keberlanjutan surplus neraca perdagangan di masa depan.
Editor: Akbar soaks









Tinggalkan komentar