55 NEWS – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan petani berjuang sendirian menghadapi berbagai masalah yang menghimpit. Mulai dari sulitnya menjual hasil panen hingga praktik persaingan harga yang tidak adil akibat peredaran gula rafinasi di pasar tradisional, semua menjadi perhatian serius.

Related Post
Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah berani dengan menghentikan impor jagung dan gula industri. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan dana khusus untuk membeli gula petani yang masih menumpuk. Keputusan ini diambil sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap petani lokal.

"Negara hadir untuk membantu petani. Kita sudah memutuskan bahwa produktivitas jagung kita sudah tinggi, sehingga tidak akan ada lagi impor jagung dan gula industri. Realisasinya sudah sekitar 70 persen, dan keputusannya adalah kita stop dulu supaya produksi dalam negeri bisa terserap dengan baik," ungkap Wamentan Sudaryono usai rapat terbatas membahas neraca komoditas gula dan jagung di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Sudaryono menjelaskan bahwa Indonesia saat ini mengalami surplus gula sekitar 1 juta ton. Meskipun peluang ekspor terbuka lebar, pemerintah tetap memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
"Kalau bisa terserap dalam negeri, tentu itu prioritas. Untuk jagung pakan misalnya, serapannya harus sepenuhnya dari petani kita. Begitu juga gula, harus dioptimalkan penyerapan dari produksi dalam negeri," tegasnya. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan hasil panen petani terserap dengan baik dan memberikan harga yang layak. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong pertumbuhan sektor pertanian dalam negeri. Kebijakan ini menjadi angin segar bagi petani di seluruh Indonesia, memberikan harapan baru di tengah tantangan ekonomi yang ada.
Editor: Akbar soaks









Tinggalkan komentar