55 NEWS – Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali memanas setelah Israel dan Iran terlibat dalam serangan balasan pada Minggu (16/6/2025). Eskalasi konflik ini langsung memicu lonjakan harga minyak dunia di pasar Asia pada hari Senin. Kekhawatiran akan perang yang lebih luas antara Israel dan Iran, yang berpotensi mengganggu pasokan minyak dari wilayah tersebut, menjadi pemicu utama kenaikan harga.

Related Post
Harga minyak mentah Brent berjangka melonjak USD1,70 atau 2,3% menjadi USD75,93 per barel pada pukul 22.53 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD1,62 atau 2,2% menjadi USD74,60 per barel. Bahkan, pada awal sesi perdagangan, harga minyak sempat melonjak lebih dari USD4.

Kenaikan ini melanjutkan tren positif yang terjadi pada hari Jumat, di mana kedua patokan minyak mentah dunia ditutup dengan kenaikan lebih dari 7%. Selama sesi tersebut, harga minyak sempat melonjak lebih dari 13%, mencapai level tertinggi sejak Januari.
Serangan terbaru antara kedua negara telah mengakibatkan korban sipil dan meningkatkan kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas. Militer kedua belah pihak mendesak warga sipil di pihak lawan untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap serangan lebih lanjut.
Perkembangan ini memicu kekhawatiran tentang potensi gangguan di Selat Hormuz, jalur pelayaran vital yang menjadi urat nadi perdagangan minyak dunia. Sekitar seperlima dari total konsumsi minyak dunia melewati selat ini, atau sekitar 18 hingga 19 juta barel per hari (bpd) minyak, kondensat, dan bahan bakar. Gangguan pada jalur ini dapat menyebabkan kelangkaan pasokan dan lonjakan harga minyak yang lebih tinggi.
Analis pasar memperkirakan bahwa jika konflik terus berlanjut dan mengganggu pasokan minyak dari Timur Tengah, harga minyak dunia dapat terus meningkat. Hal ini tentu akan berdampak pada harga bahan bakar di tingkat konsumen, serta meningkatkan biaya produksi bagi berbagai industri. Masyarakat perlu bersiap menghadapi potensi kenaikan harga dan mencari cara untuk menghemat energi. Pemerintah juga perlu mengambil langkah-langkah antisipasi untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar