55 NEWS – Pernah mendengar istilah "gocap", "gopek", "goban", bahkan "cetiao" dalam percakapan sehari-hari, terutama saat membahas transaksi uang? Istilah-istilah unik ini ternyata menyimpan sejarah panjang dan makna yang mungkin belum banyak diketahui. Artikel ini akan mengungkap asal-usul dan arti sebenarnya dari istilah-istilah tersebut, yang ternyata telah resmi masuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan menjadi bagian tak terpisahkan dari percakapan ekonomi informal di Indonesia. Siap-siap tercengang!

Related Post
Istilah-istilah seperti "gocap" (Rp50), "gopek" (Rp500), "goban" (Rp50.000), "ceban" (Rp10.000), "seceng" (Rp1.000), dan "cetiao" (Rp1 juta) merupakan contoh kata serapan yang telah berakar kuat dalam bahasa Indonesia. Penggunaan kata-kata ini memberikan nuansa informal dan akrab dalam percakapan, terutama di kalangan masyarakat yang terbiasa menggunakannya.

Lalu, dari mana asal-usul istilah-istilah unik ini? Ternyata, akarnya berasal dari dialek Hokkian, sebuah dialek bahasa Mandarin yang berasal dari Provinsi Fujian, Tiongkok Selatan. Pada masa lalu, komunitas Tionghoa di Indonesia, khususnya di Jakarta, banyak yang menggunakan dialek ini dalam berinteraksi dan berdagang. Seiring waktu, istilah-istilah tersebut diserap dan diadopsi oleh masyarakat Indonesia hingga akhirnya menjadi bagian dari perbendaharaan kata sehari-hari. Proses akulturasi budaya ini menghasilkan perpaduan unik antara bahasa Indonesia dan unsur bahasa Mandarin yang memperkaya kekayaan bahasa kita.
Kini, istilah-istilah tersebut bukan hanya sekadar bahasa gaul, tetapi telah resmi diakui dan tercatat dalam KBBI. Keberadaan istilah-istilah ini mencerminkan dinamika bahasa Indonesia yang terus berkembang dan menyerap pengaruh dari berbagai budaya. Mempelajari asal-usul dan arti kata-kata ini tidak hanya menambah wawasan kebahasaan, tetapi juga memberikan gambaran menarik tentang interaksi budaya dan sejarah ekonomi di Indonesia.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar