55 NEWS – Kebijakan tarif resiprokal terbaru Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump menimbulkan gelombang ketakutan di pasar global. Langkah proteksionis ini dinilai semakin memperuncing ketidakpastian perdagangan internasional dan berpotensi mengganggu hubungan ekonomi, termasuk dengan Indonesia. Namun, pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto rupanya telah menyiapkan strategi jitu untuk menghadapi badai ini. Bukan hanya sekadar mengandalkan negosiasi tarif, tetapi juga dengan menawarkan daya tarik investasi yang jauh lebih kompetitif.

Related Post
Center for Market Education (CME) menilai langkah pemerintah Indonesia sudah tepat sasaran. CEO CME, Carmelo Ferlito, pada Selasa (6/5/2025) menyatakan bahwa komitmen Presiden Prabowo untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat investasi yang kompetitif merupakan langkah strategis. "Fokus pada kemudahan berusaha, penyederhanaan birokrasi, dan deregulasi yang selama ini membebani pelaku usaha, menjadi kunci," tegas Ferlito.

Ferlito menambahkan, Indonesia perlu mengoptimalkan tiga pilar utama: keterbukaan perdagangan, arus investasi yang deras, dan inovasi yang berkelanjutan. Ketiga elemen ini, menurutnya, merupakan resep ampuh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menghindari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap).
Perang tarif global kembali menyoroti pentingnya daya saing Indonesia. Studi menunjukkan bahwa proteksionisme justru menghambat pertumbuhan ekonomi. Daya saing sejati, bukan lahir dari isolasi, melainkan dari keterbukaan dan inovasi yang tak kenal lelah. Meskipun peringkat daya saing Indonesia masih perlu ditingkatkan, situasi ini justru menjadi peluang emas. Banyak perusahaan global, terutama dari AS dan Eropa, tengah mencari alternatif rantai pasok di Asia, dan Indonesia berpotensi besar untuk menjadi tujuan investasi utama. Pemerintahan Presiden Prabowo diharapkan mampu memanfaatkan momentum ini secara maksimal.
Strategi Indonesia menghadapi perang dagang AS tidak hanya berfokus pada negosiasi tarif, tetapi juga pada peningkatan daya saing fundamental. Dengan fokus pada kemudahan berusaha dan inovasi, Indonesia berupaya menarik investasi asing dan memperkuat posisinya di tengah gejolak ekonomi global.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar