55 NEWS – Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) terus menunjukkan tren pelemahan yang mengkhawatirkan. Pada perdagangan hari ini, Rupiah dibuka pada level Rp16.726 per USD, terdepresiasi 0,25% dibandingkan penutupan sebelumnya. Bahkan, mata uang Garuda sempat menyentuh angka Rp16.762 per USD di awal sesi perdagangan.

Related Post
Menurut Ibrahim Assuaibi, seorang pengamat pasar uang dan komoditas, pelemahan ini merupakan sinyal yang sangat serius. Ia memproyeksikan bahwa jika Rupiah menembus level Rp16.800 per USD, bukan tidak mungkin di bulan Oktober Rupiah akan mengalami penurunan tajam hingga mencapai Rp17.000 per USD.

"Pagi ini Rupiah terus menunjukkan tren negatif dengan pelemahan sebesar 74 poin, berada di level Rp16.758. Jika level Rp16.800 berhasil ditembus, ada potensi besar Rupiah akan menyentuh angka Rp17.000 di bulan Oktober. Kemungkinan ini sangat terbuka," jelas Ibrahim di Jakarta, Kamis (25/9/2025).
Ibrahim menambahkan, pelemahan Rupiah ini dipicu oleh kombinasi sentimen eksternal dan internal. Dari sisi eksternal, tensi geopolitik di Eropa kembali meningkat setelah Presiden AS, Donald Trump, melontarkan pernyataan keras terhadap Rusia dalam pidatonya di PBB.
Trump memperingatkan negara-negara Eropa untuk menghentikan pembelian minyak dari Rusia dan mempertimbangkan sanksi baru yang menyasar sektor energi. Meskipun sanksi belum diterapkan, retorika ini meningkatkan risiko geopolitik. Ibrahim juga menyoroti intensifikasi serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia.
Selain itu, tuntutan Ukraina dan NATO agar Rusia mengembalikan seluruh wilayah yang dikuasai, termasuk Crimea, Donetsk, dan Luhansk, semakin mempersulit terwujudnya perjanjian gencatan senjata. Situasi ini semakin memperburuk sentimen negatif terhadap Rupiah.
Editor: Akbar soaks









Tinggalkan komentar