55 NEWS – Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang menghantam industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) ternyata menyimpan kompleksitas yang mendalam. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menegaskan bahwa persoalan ini tidak bisa disederhanakan sebagai kesalahan satu pihak atau kementerian tertentu.

Related Post
Anne Patricia Sutanto, Ketua Bidang Perdagangan Apindo dan Wakil Ketua Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartit Nasional Unsur Pengusaha, menekankan perlunya pembenahan menyeluruh dari hulu hingga hilir industri TPT nasional. "Iklim usaha di industri TPT nasional perlu dibenahi bersama-sama, bukan dengan saling menyalahkan. Kepercayaan (trust level) dari para pemangku kepentingan perlu dipupuk demi penguatan industri padat karya dari sektor TPT," ujarnya, Jumat (26/9/2025).

Apindo, kata Anne, tetap berkomitmen dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing nasional. Ia mendorong kolaborasi antara pelaku usaha hulu hingga hilir untuk membangun industri TPT nasional yang berlandaskan ekonomi Pancasila.
Lebih lanjut, Anne menyoroti pentingnya investasi pada modernisasi mesin dan peningkatan Research and Development (R&D) di industri hulu. "Banyak mesin di industri hulu yang sudah tua. Kita seharusnya fokus melakukan investasi pada mesin-mesin terbaru agar lebih kompetitif dan meningkatkan pengembangan produk (product development) agar dapat meningkatkan nilai tambah," jelasnya. Dengan modernisasi dan inovasi, industri TPT diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan menghindari PHK massal di masa depan.
Editor: Akbar soaks









Tinggalkan komentar