55 NEWS – Sistem pertanian di Indonesia mengalami transformasi signifikan menuju efisiensi dan keberlanjutan. Pemanfaatan teknologi canggih seperti data, sensor, dan kecerdasan buatan (AI) dalam pendekatan precision farming atau pertanian presisi, memungkinkan petani menentukan kebutuhan pupuk dan air secara akurat, sesuai dengan kondisi tanaman dan lahan.

Related Post
Rahmad Pribadi, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), mengungkapkan bahwa penggunaan sensor, drone, dan data real-time kini menjadi bagian integral dari pengaturan pemupukan dan irigasi yang tepat sasaran.

"Tantangan di sektor pangan nasional semakin kompleks, diperparah oleh perubahan iklim dan kondisi lahan yang dinamis. Inovasi dan kolaborasi menjadi kunci untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia. Teknologi hadir sebagai game-changer di sektor pertanian," jelas Rahmad pada Rabu (6/11/2025).
Berbagai studi menunjukkan bahwa metode pertanian presisi mampu memangkas penggunaan pupuk hingga 30% dan air hingga 37%, sekaligus meningkatkan hasil panen lebih dari 30%.
Sepanjang tahun 2024, riset pertanian presisi telah diimplementasikan di 46 titik demplot yang tersebar di 12 provinsi, mencakup total lahan seluas 8.265 hektare. Hasilnya, terjadi peningkatan produktivitas sekitar 13,5%. Sebagai contoh nyata, di Desa Sukamandi, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, penerapan teknologi presisi pada lahan seluas 11,68 hektare berhasil meningkatkan hasil panen menjadi 5,6 ton per hektare. Angka ini menunjukkan peningkatan hampir 10% dibandingkan dengan metode konvensional. Data ini dilansir dari 55tv.co.id
Editor: Akbar soaks









Tinggalkan komentar