55 NEWS – Tekanan impor bahan baku industri di Indonesia mendorong Holding Industri Pertambangan MIND ID untuk mempercepat hilirisasi. Strategi ini diyakini mampu meningkatkan nilai tambah komoditas mineral sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor. Langkah ini menjadi sorotan tajam di tengah tantangan ekonomi global.

Related Post
Upaya hilirisasi yang digencarkan MIND ID terbukti efektif. Sejumlah produk hasil hilirisasi, seperti asam sulfat dan caustic soda, kini berperan krusial sebagai bahan baku utama di berbagai sektor industri, mulai dari pemurnian mineral hingga manufaktur. Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, menjelaskan bahwa selama ini, sebagian besar bahan pendukung untuk smelter dan refinery masih mengandalkan impor.

"Proyek strategis hilirisasi Grup MIND ID menjadi solusi untuk menghasilkan produk-produk bahan baku industri," tegas Dilo dalam keterangan pers, Jumat (7/3/2025). Salah satu bukti nyata adalah produksi asam sulfat (H₂SO₄) oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) di pabriknya yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik. Pabrik ini mampu memproduksi 1,5 juta ton asam sulfat per tahun, memanfaatkan limbah industri seperti terak dan gipsum. Asam sulfat ini sangat penting untuk mendukung hilirisasi smelter berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) dan industri pupuk, aki, pulp, dan kertas.
Langkah MIND ID tak berhenti sampai di situ. Bersama PT Freeport Indonesia, MIND ID juga tengah menjajaki produksi caustic soda, bahan kimia penting dalam industri aluminium dan berbagai proses pemurnian serta manufaktur. "Kita ingin melengkapi semua. Targetnya, mengurangi ketergantungan impor bahan baku industri untuk kegiatan hilirisasi," pungkas Dilo. Inovasi ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan mengurangi defisit neraca perdagangan.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar