55 NEWS – Geger! Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles drastis 9,19 persen atau 598,56 poin di perdagangan perdana pasca libur Lebaran, menyentuh level 5.912 dari penutupan sebelumnya di angka 6.510. Kejadian ini memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan trading halt selama 30 menit. Menariknya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan Presiden Prabowo Subianto tak memberikan arahan khusus terkait peristiwa ini. Lalu, apa sebenarnya yang terjadi di balik anjloknya pasar saham tersebut?

Related Post
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, memberikan klarifikasi terkait ketiadaan arahan khusus dari Presiden. Meskipun demikian, Jeffrey optimis bahwa arahan Presiden terkait kondisi ekonomi secara umum, baik langsung maupun tidak langsung, akan memberikan dampak positif bagi pasar modal Indonesia. "Dengan partisipasi yang lebih tinggi dari seluruh komponen masyarakat, pasar modal kita akan lebih kuat menghadapi tantangan ke depan," ujar Jeffrey di Gedung BEI Jakarta, Rabu (9/4/2025), seperti dikutip dari 55tv.co.id.

Jeffrey juga menekankan inklusivitas pasar modal Indonesia. Menurutnya, pasar modal merupakan instrumen investasi yang terbuka bagi semua kalangan, di mana pun berada. Hal ini sejalan dengan kampanye "Aku Investor Saham" yang digagas BEI. Pernyataan ini seolah menyiratkan upaya BEI untuk meningkatkan kepercayaan investor dan meyakinkan pasar akan fundamental ekonomi Indonesia yang tetap kuat. Namun, pertanyaan besar tetap menggantung: apa penyebab utama penurunan IHSG yang begitu tajam? Apakah ada faktor lain di luar arahan presiden yang perlu dipertimbangkan? Jawabannya masih menjadi misteri yang perlu diungkap.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar