55 NEWS – Petani kelapa sawit di Indonesia kini tengah berupaya meningkatkan produktivitasnya agar setara dengan perusahaan perkebunan besar. Saat ini, produktivitas rata-rata petani sawit rakyat masih berkisar antara 2-3 ton minyak sawit mentah (CPO) per hektare per tahun. Angka ini jauh tertinggal dibandingkan dengan perkebunan besar negara dan swasta yang mampu menghasilkan 5-6 ton per hektare.

Related Post
Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV PalmCo, Irwan Perangin-angin, menyatakan ambisinya untuk meningkatkan kemampuan petani mitra agar mampu bersaing dengan perusahaan besar. "Kami ingin para petani mitra dapat naik kelas, dengan produktivitas yang sebanding dengan perusahaan," ujarnya di Jakarta, Kamis (30/10/2025).

Upaya peningkatan kapasitas ini dilakukan melalui program pelatihan dan pendampingan berkelanjutan. Program ini bertujuan untuk memperkuat literasi manajemen budidaya sawit berkelanjutan di kalangan petani. Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat kemitraan dan mempercepat transformasi sektor sawit menuju praktik yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Irwan menambahkan, "Disparitas produktivitas antara kebun petani dan perusahaan masih cukup besar, padahal sekitar 60 persen dari total 17 juta hektare perkebunan sawit nasional dikelola oleh petani."
Hingga Oktober 2025, PTPN IV PalmCo telah menjalin kemitraan dengan ribuan petani yang mengelola sekitar 20.000 hektare kebun sawit di berbagai wilayah Indonesia. Dari total lahan tersebut, sekitar 5.000 hektare dikelola dengan pola single management, di mana seluruh proses budidaya, mulai dari peremajaan hingga panen, dilakukan secara terpadu dengan standar perusahaan.
Pola single management ini mendapat apresiasi dari Asosiasi Petani Kelapa Sawit Inti Rakyat (Aspekpir). Ketua Aspekpir, Setiyono, menilai model kemitraan PalmCo sebagai bentuk pemberdayaan petani yang berorientasi pada hasil dan keberlanjutan. "PalmCo bukan hanya memberi pelatihan teknis, tetapi juga memastikan petani memahami prinsip budidaya berkelanjutan sesuai standar internasional seperti RSPO. Ini penting agar petani bisa bersaing di pasar global," kata Setiyono. Dengan peningkatan produktivitas dan penerapan standar keberlanjutan, petani sawit Indonesia diharapkan dapat meningkatkan daya saing di pasar global.
Editor: Akbar soaks









Tinggalkan komentar