Utang RI Menggunung! Siap-Siap Dompet Jebol di 2026?

Utang RI Menggunung! Siap-Siap Dompet Jebol di 2026?

55 NEWS – Undang-Undang APBN 2026 telah disetujui oleh DPR dan Pemerintah, namun di balik itu tersembunyi potensi masalah besar. Kebijakan ini mengindikasikan defisit yang semakin melebar dan lonjakan signifikan dalam kebutuhan pembiayaan utang negara.

COLLABMEDIANET

Ekonom dari Bright Institute, Awalil Rizky, menyoroti secara tajam rencana pemerintah untuk menarik utang bruto dalam jumlah yang sangat besar. Ia memproyeksikan bahwa posisi utang pemerintah akan mencapai angka fantastis, yaitu Rp10.360 triliun pada akhir tahun 2026.

 Utang RI Menggunung! Siap-Siap Dompet Jebol di 2026?
Gambar Istimewa : img.okezone.com

Awalil menjelaskan bahwa terdapat perubahan signifikan dalam postur anggaran dibandingkan dengan draf awal. Belanja negara mengalami peningkatan dari Rp3.786,49 triliun menjadi Rp3.842,73 triliun. Sayangnya, peningkatan pendapatan negara hanya sedikit, menjadi Rp3.153,58 triliun.

"Akibatnya, defisit anggaran semakin membengkak, dari Rp638,81 triliun menjadi Rp689,15 triliun," ungkap Awalil dalam keterangan resminya, Kamis (25/9/2025).

Menurut Awalil, rasio defisit pada dua tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo ini lebih besar dibandingkan rata-rata periode sebelumnya, kecuali pada saat puncak pandemi Covid-19 yang lalu.

Untuk menutupi defisit dan membiayai pengeluaran investasi, pemerintah berencana melakukan pembiayaan neto APBN 2026 sebesar Rp832,21 triliun.

Angka tersebut terdiri dari pembiayaan utang sebesar Rp832,21 triliun dan pembiayaan non-utang sebesar Rp143,06 triliun yang bersifat pengeluaran.

"Pembiayaan utang ini pada dasarnya adalah penambahan utang neto selama satu tahun anggaran. Disebut neto atau nilai bersih karena sudah memperhitungkan penerimaan dari penarikan utang baru dan pembayaran pokok utang lama," jelasnya.

Pembiayaan utang APBN 2026 mengalami peningkatan dibandingkan usulan dalam RAPBN sebelumnya, hal ini disebabkan oleh pelebaran defisit. Pemerintah berencana memperoleh dana dari Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp799,53 triliun dan pinjaman sebesar Rp32,67 triliun. Kondisi ini tentu menjadi perhatian serius bagi stabilitas ekonomi Indonesia di masa depan. Informasi ini dikutip dari 55tv.co.id.

Editor: Akbar soaks

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar