55 NEWS – Tren penurunan harga komoditas global yang signifikan, diiringi ancaman resesi global dan potensi kontraksi ekonomi dalam negeri, telah membuat industri pertambangan Indonesia was-was. Para pelaku usaha pun angkat bicara, mendesak pemerintah untuk lebih adaptif dan bijak dalam merumuskan kebijakan agar sektor vital ini tetap mampu bertahan dan bersaing di kancah internasional.

Related Post
Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA), Hendra Sinadia, mengungkapkan keprihatinannya. Menurutnya, situasi ekonomi saat ini sangat menantang bagi industri pertambangan. Tekanan eksternal dan internal yang silih berganti berpotensi menghambat pertumbuhan sektor ini jika pemerintah tidak segera mengambil langkah strategis. "Industri pertambangan sudah terbebani berbagai kewajiban akibat regulasi yang kerap berubah. Harga komoditas sedang turun, ekonomi global sedang lesu, dan ekonomi lokal berpotensi kontraksi. Ini tantangan besar bagi kami," tegas Hendra dalam keterangannya, Rabu (19/3/2025).

Hendra juga menyoroti perlunya kepastian regulasi. Perubahan kebijakan yang cepat membuat pelaku usaha kesulitan beradaptasi. Regulasi yang terlalu ketat, menurutnya, hanya akan menghambat investasi dan pertumbuhan industri. "Kami meminta pemerintah merevisi regulasi yang ada. Tanpa kepastian kebijakan, investor akan ragu menanamkan modalnya di sektor ini," imbuhnya.
Senada dengan Hendra, Ketua Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Nanan Soekarna, menekankan pentingnya stabilitas regulasi di tengah fluktuasi pasar global. "Kita ingin industri ini terus tumbuh dan berkontribusi bagi negara. Namun, jika ekonomi global memburuk dan regulasi semakin memberatkan, ini akan menjadi hambatan besar. Pemerintah harus mempertimbangkan kondisi ini sebelum membuat kebijakan baru," jelas Nanan.
Nanan menambahkan, perubahan kebijakan yang mendadak dapat mengganggu stabilitas operasional perusahaan. "Bukannya menolak aturan, tapi setiap kebijakan harus dikaji matang. Jangan sampai regulasi yang dibuat justru melemahkan daya saing industri kita sendiri," tambahnya. APNI, lanjut Nanan, terus berkomunikasi dengan pemerintah untuk memastikan kebijakan yang diterapkan selaras dengan kondisi pasar. Harapannya, akan ada ruang diskusi yang lebih luas agar kebijakan yang diambil benar-benar mendukung keberlanjutan industri pertambangan Indonesia.
Informasi yang disampaikan dalam artikel ini bersumber dari 55tv.co.id.
Editor: Akbar Soaks
Tinggalkan komentar