55 NEWS – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kembali menorehkan prestasi gemilang di tengah gejolak ekonomi global. Di saat banyak industri perbankan menghadapi tantangan likuiditas dan tekanan ekonomi domestik, BRI justru membukukan kinerja keuangan yang solid dan stabil. Keberhasilan ini tak lepas dari strategi jitu yang dijalankan, yakni layanan perbankan optimal dan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG).

Related Post
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, mengungkapkan kunci keberhasilan tersebut. Menurutnya, layanan perbankan BRI yang berjalan lancar dan aman memastikan nasabah mendapatkan akses optimal terhadap berbagai produk dan layanan transaksi. Hal ini menjadi pondasi utama dalam menjaga kepercayaan dan loyalitas nasabah.

Lebih lanjut, Hendy menjelaskan peran penting GCG dalam menopang kinerja BRI. Sebagai bank yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia, serta turut serta dalam program penjaminan simpanan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), BRI memberikan jaminan keamanan dana nasabah sesuai ketentuan yang berlaku. Transparansi dan akuntabilitas menjadi prioritas utama dalam menjalankan operasional perusahaan.
Bukti nyata keberhasilan strategi ini terlihat dari laporan keuangan BRI per 12 Februari 2025. BRI berhasil mencetak laba bersih konsolidasian sebesar Rp60,64 triliun sepanjang tahun 2024. Total aset BRI pun mencapai angka fantastis, yaitu Rp1.992,98 triliun, tumbuh 1,42% secara year on year (yoy).
Pertumbuhan aset ini didorong oleh penyaluran kredit yang selektif dan berkualitas, terutama pada segmen UMKM yang mendominasi portofolio kredit BRI (81,97% atau Rp1.110,37 triliun). Penyaluran kredit BRI secara keseluruhan tumbuh 6,97% yoy, mencapai Rp1.354,64 triliun. Kualitas kredit pun membaik, ditunjukkan oleh penurunan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) dari 2,95% (Desember 2023) menjadi 2,78% (Desember 2024), dengan NPL Coverage sebesar 215,01%.
Dari sisi penghimpunan dana, BRI berhasil mengumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp1.365,45 triliun, dengan dana murah (CASA) mencapai 67,30% atau Rp918,98 triliun. Kondisi likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat, tercermin dari Loan Deposit Ratio (LDR) 88,85% dan Capital Adequacy Ratio (CAR) 26,63%, semakin memperkuat fondasi kinerja BRI.
Hendy menegaskan bahwa pencapaian ini membuktikan kekuatan tata kelola dan fundamental bisnis BRI dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Lebih dari itu, keberhasilan BRI turut berkontribusi pada stabilitas industri perbankan nasional dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar