55 NEWS – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta seperti Shell, Vivo, dan BP-AKR menjadi sorotan utama dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, beberapa SPBU Shell dilaporkan mengalami kekosongan stok hingga lebih dari seminggu, menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat yang mengandalkan SPBU swasta untuk pengisian bahan bakar. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bergerak cepat untuk menelusuri penyebab dan mencari solusi atas permasalahan ini.

Related Post
Fakta-fakta di Balik Kelangkaan BBM SPBU Swasta:

-
Penjelasan Menteri ESDM: Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menampik adanya kelangkaan BBM secara nasional. Menurutnya, pemerintah telah memberikan kuota impor yang sama dengan tahun sebelumnya, bahkan ditambah 10 persen untuk tahun 2025. Bahlil menyarankan agar perusahaan swasta menjalin kerjasama business-to-business (B2B) dengan Pertamina jika membutuhkan tambahan kuota, mengingat cadangan BBM nasional masih mencukupi.
-
Pemerintah Gelar Rapat dengan Pihak Terkait: Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menyatakan bahwa pemerintah akan segera mengadakan pertemuan dengan Pertamina dan seluruh pengelola SPBU swasta untuk membahas isu kelangkaan ini. Tujuannya adalah untuk menyelaraskan kebutuhan impor SPBU swasta dengan kemampuan Pertamina, dengan tetap memperhatikan Neraca Perdagangan Indonesia.
-
Data Impor BBM dalam Genggaman: Kementerian ESDM telah mengantongi data terkait jumlah impor BBM yang dilakukan oleh Pertamina dan masing-masing SPBU swasta. Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada kelebihan dalam neraca komoditas yang telah disepakati.
Pemerintah berupaya mencari solusi terbaik untuk mengatasi kelangkaan BBM di SPBU swasta, dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti ketersediaan stok nasional, neraca perdagangan, dan kebutuhan masyarakat. Perkembangan lebih lanjut terkait isu ini akan terus dipantau dan diinformasikan kepada publik.
Editor: Akbar soaks









Tinggalkan komentar