55 NEWS – Jelang akhir pekan, IHSG diprediksi akan bergoyang liar dengan potensi koreksi cukup dalam. Ancaman ini muncul setelah IHSG membentuk pola doji star selama tiga hari berturut-turut hingga penutupan perdagangan Rabu, 30 April 2025. Pola candlestick ini, yang ditandai dengan harga pembukaan dan penutupan nyaris sama, seringkali menjadi sinyal pergantian tren, bahkan menuju koreksi tajam.
Situasi semakin mencekam dengan indikator MACD yang menunjukkan penyempitan kemiringan positif. Hal ini, menurut Valdy Kurniawan dari Phintraco Sekuritas, mengindikasikan potensi tekanan teknikal yang berkelanjutan, bahkan berpotensi membentuk pola evening star, isyarat kuat pembalikan tren bearish. "Waspadai indikasi tersebut, jika IHSG mengalami pullback signifikan mendekati level 6.700," tegas Valdy dalam risetnya, Jumat (2/5/2025), seperti dikutip 55tv.co.id.
Ancaman penurunan IHSG tak hanya datang dari sisi teknikal. Dari sisi fundamental, rilis data inflasi April 2025 menjadi sorotan utama. Data ini akan mengkonfirmasi kekhawatiran perlambatan konsumsi domestik akibat berbagai faktor, mulai dari penurunan jumlah pemudik Lebaran, penghematan belanja rumah tangga, hingga penundaan pengeluaran karena sentimen kebijakan tarif dari Amerika Serikat.
Data lain yang tak kalah penting adalah indeks Purchasing Managers’ Index (PMI) sektor manufaktur April 2025. Meskipun bulan sebelumnya PMI tercatat di level 52,4 – masih di atas ambang batas ekspansi 50 – pergerakannya tetap perlu diwaspadai. Data ini akan menjadi penentu arah pertumbuhan aktivitas manufaktur nasional selanjutnya. Investor perlu mencermati dengan seksama kedua data krusial ini untuk mengantisipasi pergerakan IHSG yang semakin tidak menentu. Kehati-hatian menjadi kunci di tengah potensi badai yang mengancam pasar saham domestik.
Editor: Akbar Soaks
Tinggalkan komentar