55 NEWS – Presiden Prabowo Subianto secara mengejutkan mengakui adanya kekurangan dalam komunikasi pemerintah di bawah kepemimpinannya. Pernyataan ini disampaikan langsung di hadapan para investor dan pengusaha terkemuka dalam acara Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta Pusat, Selasa (8/4/2025). Pengakuan jujur ini tentu menarik perhatian, mengingat citra pemerintahan yang selama ini terbangun. Lantas, apa sebenarnya yang menjadi penyebabnya?

Related Post
Prabowo dengan lugas menyatakan, "Beberapa minggu lalu, saya mulai menyadari bahwa komunikasi dari pemerintah yang saya pimpin memang agak kurang. Dan itu adalah tanggung jawab saya." Pernyataan ini tentu mengejutkan banyak pihak, mengingat reputasi Prabowo sebagai sosok yang tegas dan berwibawa.

Namun, di balik pengakuan tersebut, tersimpan alasan yang cukup unik. Prabowo menjelaskan bahwa keterlambatannya menyadari hal ini dikarenakan filosofi yang dipegang teguhnya, yaitu evidence-based performance. Ia mengaku enggan berkomentar atau melakukan tindakan sebelum melihat bukti nyata di lapangan.
"Jadi saya enggan bicara tanpa bukti nyata, itu sifat saya," tegas Prabowo. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintahan Prabowo lebih memprioritaskan kinerja nyata dibandingkan dengan publisitas semata. Strategi ini, meskipun mungkin dianggap kurang efektif dalam hal komunikasi publik, menunjukkan komitmen pada hasil yang terukur dan berdampak. Apakah strategi ini akan terus dipertahankan, atau akan ada perubahan signifikan dalam pendekatan komunikasi pemerintah ke depannya? Publik tentu menantikan langkah selanjutnya dari Presiden Prabowo. Pernyataan ini tentu akan memicu berbagai spekulasi dan analisis dari berbagai kalangan, terutama para pengamat ekonomi dan politik. Akankah pengakuan ini berdampak pada kebijakan pemerintah ke depan? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.
Editor: Akbar Soaks
Tinggalkan komentar