55 NEWS – Gelombang transformasi digital di sektor perbankan Indonesia memicu perubahan signifikan dalam lanskap operasional. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat adanya tren penurunan jumlah kantor cabang bank umum di seluruh Indonesia. Fenomena ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan strategi bisnis bank dalam beradaptasi dengan perilaku nasabah yang semakin digital dan perkembangan teknologi yang pesat.

Related Post
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa pengurangan jumlah cabang merupakan keputusan bisnis masing-masing bank sebagai respons terhadap adopsi teknologi informasi yang semakin masif. Data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) OJK menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Pada Maret 2024, total kantor bank umum tercatat sebanyak 24.243 unit. Namun, setahun kemudian, tepatnya Maret 2025, jumlahnya menyusut menjadi 23.734 unit. Artinya, dalam kurun waktu satu tahun, sebanyak 509 kantor bank telah ditutup di seluruh Indonesia.
Bank-bank milik negara (Himbara) menjadi yang paling banyak melakukan penutupan kantor fisik. Dalam setahun terakhir, Himbara menutup 275 kantor, dari 12.391 unit pada Maret 2024 menjadi 12.116 unit pada Maret 2025. Bank swasta juga melakukan hal serupa dengan menutup 187 kantor fisik, dari 7.789 unit menjadi 7.602 unit. Sementara itu, Bank Pembangunan Daerah (BPD) menutup 47 kantor fisik, dari 4.044 unit menjadi 3.997 unit. Kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri relatif stabil dengan jumlah 19 unit.
Penutupan ratusan kantor cabang bank ini tentu membawa konsekuensi tersendiri, salah satunya adalah potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Meskipun belum ada data pasti mengenai jumlah karyawan yang terdampak, namun hal ini menjadi perhatian serius bagi serikat pekerja dan pemerintah. Perubahan ini menuntut adanya peningkatan keterampilan (upskilling) dan pelatihan ulang (reskilling) bagi karyawan perbankan agar dapat beradaptasi dengan era digital. Selain itu, bank juga perlu mempertimbangkan strategi transisi yang adil dan manusiawi bagi karyawan yang terkena dampak penutupan kantor cabang.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar