55 NEWS – Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan lalu menyajikan drama penurunan harga saham yang cukup signifikan. Sepuluh emiten tercatat sebagai top losers, mengalami koreksi dalam pada periode 14-17 April 2025. Fenomena ini terjadi di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 2,81 persen ke level 6.438,269 dari posisi sebelumnya 6.262,226. Kontras yang menarik perhatian para pelaku pasar modal.
Related Post
Daftar top losers tersebut diwarnai oleh berbagai sektor, mulai dari makanan cepat saji hingga perbankan. PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) menjadi korban terparah dengan penurunan harga saham hingga 15,05 persen, dari Rp186 menjadi Rp158 per saham. Penurunan signifikan ini tentu menjadi sorotan dan menimbulkan pertanyaan mengenai kinerja perusahaan.
Tidak hanya FAST, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) juga mengalami penurunan cukup tajam, yaitu 11,31 persen, harga sahamnya merosot dari Rp2.210 menjadi Rp1.960. Dua emiten perbankan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), juga turut masuk dalam daftar top losers, meskipun persentase penurunannya tidak sebesar FAST dan AMRT. Data ini berdasarkan statistik BEI yang diakses pada Jumat (18/4/2025).
Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar bagi investor. Apa penyebab penurunan harga saham yang signifikan ini di tengah tren positif IHSG? Apakah ada faktor fundamental yang mempengaruhi kinerja emiten-emiten tersebut? Atau hanya sekadar koreksi sementara? Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami dinamika pasar dan dampaknya terhadap portofolio investasi. Para investor perlu mencermati perkembangan selanjutnya dan melakukan evaluasi portofolio mereka.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar