55 NEWS – Badai tarif impor Amerika Serikat (AS) mengancam sektor ekspor andalan Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan sektor makanan dan pakaian menjadi yang paling terpukul. Hal ini disampaikannya usai rapat koordinasi dengan lebih dari 100 asosiasi pengusaha di Jakarta, Senin (7/4/2025). Informasi ini didapat 55tv.co.id dari sumber terpercaya.

Related Post
"Penerapan tarif ini berdampak signifikan pada Indonesia, terutama sektor makanan dan pakaian yang merupakan andalan ekspor kita," tegas Airlangga. Ia menambahkan bahwa beberapa negara ASEAN lain juga terkena dampak, namun dengan tingkat keparahan yang berbeda. Vietnam, Kamboja, dan Thailand dilaporkan terkena tarif lebih tinggi, sementara Malaysia, Filipina, dan Singapura mendapatkan tarif yang lebih rendah dibandingkan Indonesia.

Situasi ini semakin rumit karena kompetitor utama Indonesia seperti China, Bangladesh, dan Vietnam justru dikenai bea masuk yang lebih tinggi. "Kami sedang mempertimbangkan strategi shifting produk untuk mengantisipasi hal ini," lanjut Airlangga.
Meskipun demikian, pemerintah tidak tinggal diam. Airlangga menekankan bahwa pasar AS tetap menjadi target penting, dan pemerintah melalui Kedutaan Besar RI di AS telah melakukan komunikasi intensif dengan United States Trade Representative (USTR). Proposal konkrit sebagai respons terhadap kebijakan tarif AS pun akan segera diajukan.
Presiden Prabowo Subianto juga terus memantau perkembangan ini secara ketat. Airlangga menyebutkan Presiden telah berkomunikasi dengan berbagai pemimpin dunia, termasuk Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, untuk merumuskan langkah-langkah strategis selanjutnya. Pertemuan-pertemuan tingkat tinggi ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menghadapi tantangan ini dan mencari solusi terbaik bagi perekonomian nasional. Pertanyaannya, mampukah Indonesia bertahan menghadapi gempuran tarif impor AS ini?
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar