55 NEWS – Kontroversi tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, semakin memanas setelah terungkap bahwa salah satu komisaris PT GAG Nikel, Lana Saria, adalah orang dekat Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia. Lana Saria saat ini menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam di Kementerian ESDM. Fakta ini menambah sorotan terhadap operasi PT GAG Nikel yang diduga kuat telah menyebabkan kerusakan lingkungan di kawasan yang dikenal sebagai surga bawah laut dunia tersebut.

Related Post
PT GAG Nikel, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan nikel, telah mengantongi izin usaha sejak wilayah Raja Ampat masih menjadi bagian dari Provinsi Papua Barat. Berdasarkan data dari Antam, lokasi tambang GAG Nikel berada di Pulau Gag, Papua Barat.

Menanggapi isu yang berkembang, Menteri Bahlil telah mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara operasi pertambangan nikel PT GAG Nikel di Raja Ampat. "Kami untuk sementara, kita hentikan operasinya sampai dengan verifikasi lapangan," tegas Bahlil, seperti dikutip 55tv.co.id.
Menurut Bahlil, penghentian operasi ini akan berlangsung hingga hasil verifikasi dari Kementerian ESDM keluar. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan segera turun langsung ke lokasi untuk melihat kondisi sebenarnya di lapangan. Peninjauan lokasi tambang nikel tersebut telah dijadwalkan untuk dilakukan dalam waktu dekat. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk memastikan bahwa kegiatan pertambangan dilakukan secara bertanggung jawab dan tidak merusak lingkungan.
Kasus ini menjadi perhatian serius, mengingat Raja Ampat merupakan kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi dan menjadi tujuan wisata yang populer. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan dapat berdampak buruk bagi ekosistem laut dan perekonomian masyarakat setempat yang bergantung pada sektor pariwisata.
Editor: Akbar soaks
Tinggalkan komentar